Meniran, dan Khasiat Utamanya

Phyllanthus kemih. atau yang biasa dikenal dengan meniran, itu adalah tanaman hijau yang sering terjadi di sekitar kita. Tanaman ini tumbuh lurus (vertikal), tinggi 30-50 cm dan daun komposit. Batangnya pucat dan daunnya berbentuk lonjong, dengan ujung tumpul, yang berukuran sekitar 15x7 mm. Di bagian bawah daun berbentuk bulat dan biji berwarna hijau. Di beberapa daerah, tanaman ini juga dikenal sebagai "meniran ijo" dan "memeniran".

Meniran telah dikenal dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional. Menira diyakini dapat mengobati berbagai penyakit seperti penyakit menular, hipertensi, diabetes, hepatitis, radang sendi dan bahkan HIV. Selain itu, tanaman ini dipercaya mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Ekstrak Menirane diekstrak dari akar dan daun. Saat ini, meniran telah diproses dan didistribusikan secara luas sebagai obat-obatan herbal, baik dalam jumlah besar yang dihasilkan oleh obat-obatan maupun dalam bentuk kecil oleh industri dalam negeri.

Tidak hanya Indonesia, komunitas dunia, terutama India dan Cina, juga menggunakan banyak meniran untuk mengobati penyakit. Sejumlah penelitian telah menguji potensi meniran sebagai obat melawan hepatitis, TBC, kusta, anemia, penyakit pernapasan (bronkitis dan asma) dan batu ginjal. Selain itu, manfaat meniran sebagai agen antikanker sedang dipelajari, terutama untuk kanker serviks, kanker kulit dan hati.

Bagaimana cara meniran bekerja?

Daun dan akar meniran mengandung banyak phytochemical, termasuk flavonoid, alkaloid, tanin, dan saponin. Beberapa rantai asam lemak juga ditemukan di akar, termasuk asam castoric, asam linoleat dan asam linolenat. Di dalam tubuh manusia, zat ini bisa dimetabolisme di hati. Namun, detail dari proses metabolisme zat ini belum diketahui.

Menurut sebuah penelitian, meniran berperan dalam menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Tanaman ini dapat meningkatkan kerja sel makrofag. Sel ini adalah salah satu sel kekebalan tubuh yang bertanggung jawab untuk mengenali benda asing di dalam tubuh dan mengaktifkan sel-sel kekebalan tubuh lainnya. Ini menjelaskan efektivitas meniran pada penyakit menular.

Meniran juga dapat mencegah penyebaran virus hepatitis. Selain itu, pada tuberkulosis, pemberian obat anti-tuberkulosis dan penambahan meniran mempercepat proses pembersihan bakteri dan meningkatkan respons kekebalan tubuh. Tingkat flavonoid dan fenol dalam meniran juga diketahui mampu melawan radikal bebas, sehingga sangat membantu untuk menjaga sel-sel tubuh normal dari bahaya.

Menira sebagai pengobatan untuk kanker?

Sebuah artikel di situs web ini membahas peran sistem kekebalan dalam karsinogenesis (proses kanker). Singkatnya, dalam proses kanker, mutasi genetik terjadi pada sel-sel tubuh. Akibatnya, sel-sel ini menjadi "abadi" atau "abadi" dan terus membelah. Sel dengan mutasi genetik ini biasanya diidentifikasi dalam sistem kekebalan tubuh dan dihilangkan. Tetapi dalam beberapa kasus, sel kanker memiliki kemampuan untuk bersembunyi dari sel imun. Sel-sel kanker ini menggunakan dan menipu sel-sel kekebalan tubuh untuk memfasilitasi pertumbuhan dan penyebaran kanker.

Dengan "memperkuat" fungsi sel kekebalan tubuh pasien untuk mengidentifikasi dan melawan sel-sel kanker, penyakit baru tidak diharapkan terjadi. Kemampuan Meniran untuk secara teoritis meningkatkan kerja dan respons sel-sel kekebalan dapat membantu mencegah perkembangan kanker.

Beberapa jenis kanker terjadi karena infeksi virus tertentu, misalnya virus hepatitis B dapat berkembang menjadi kanker hati dan human papillomavirus (HPV) berpotensi menjadi kanker serviks (serviks). Meniran berguna untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan membunuh virus secara langsung. Secara teoritis, ini dapat mencegah perkembangan kanker yang disebabkan oleh infeksi virus.

Apa yang perlu diperhatikan?
Meskipun meniran memiliki khasiat yang sangat beragam, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian, yaitu:
  • Belum dapat dipastikan mekanisme tubuh dalam mengolah zat-zat fitokimia yang terkandung dalam meniran. Tak menutup kemungkinan bahwa tubuh akan mengolah zat-zat tersebut menjadi zat lain yang tidak berguna.
  • Manfaat meniran untuk pengobatan kanker masih dalam bentuk teori. Penelitian mengenai manfaat secara klinis alias lapangan masih sangat minim.
  • Sebagian besar penelitian mengenai meniran dilakukan secara singkat sehingga efek samping penggunaan jangka panjang masih belum diketahui.
  • Belum ada patokan baku alias standar pengolahan obat herbal, termasuk meniran. Perbedaan proses pengolahan akan memengaruhi khasiatnya. Bahkan, efek meniran pun dapat hilang jika pengolahannya tidak tepat.
  • Jenis tanaman herbal yang sama dapat memiliki efek yang berbeda. Kandungan fitokimia di dalamnya dipengaruhi oleh lokasi tumbuh, keadaan tanah, air, musim, dan cuaca. Hal ini menjelaskan pada orang yang mengonsumsi meniran ada yang berkhasiat dan ada yang tidak.

Oleh karena itu, konsumsi meniran masih belum dapat menggantikan terapi medis. Setiap obat yang dikonsumsi harus dikonsultasikan terlebih dulu dengan dokter yang merawat. Selain itu, jangan lupa mengecek di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengenai obat yang hendak dikonsumsi. Jika tidak terdaftar, sebaiknya tidak dikonsumsi karena kandungan obat tersebut tidak dijamin aman.